Apa Jadinya Kalau Kita Berhenti Menulis

Yap, kata-kata itu saya dapat dari blog teman saya yang sempat membuat saya berpikir bagaimana jadinya jika memang saya berhenti menulis. Saya bukan blogger dengan skill menulis yang baik dengan bahasa yang enak dibaca atau bahkan lebih cinderung orang yang ga punya kiblat dalam menulis, tapi memang sudah saya tegaskan sebelumnya kalau saya “Muddle Thinker” *ada di bio twitter saya, kalo belum diganti* :P.

Sayapun menulis sering berpindah-pindah, bikin di wordpress udah sekitar 4 kali dan baru-baru ini saya hapus semua, tinggal satu blog yang isinya log untuk side project saya. Kenapa saya berpindah-pindah blog? Karena saya merasa saya nggk cocok ngeblog dengan bahasa seperti pada blog lama saya tadi, akhirnya saya coba bikin blog lagi yang sesuai dengan bahasan dan gaya bahasa saya yang baru. Tapi itu tidak bertahan lama, saya mulai bosan dengan gaya bahasa saya dan ingin berubah topik juga akhirnya saya bikin blog lagi. Dan yang terkakhir saya bikin adalah ini, tulisan random saya dengan bahasa yang campur aduk dengan topik yang ga jelas atau bahkan kebanyakan curhat. Tapi saya jadi nggk peduli dengan semua itu, yang penting saya menulis dan mencurahkan apa yang ada dipikiran saya. Itulah kenapa saya bikin blog ini.

Sempet berpikir untuk bikin blog lagi yang membahas tentang kerjaan saya atau bahkan tentang teknologi atau something happening now dengan bahasa yang asik, pengennya berbahasa inggris, tapi sayangnya skill saya di writing masih amburadul. Mungkin nanti setelah saya punya skill yang cukup buat nulis in english saya bakal bikin blog yang nggk muddle kayak sekarang :D.

Menulis seperti ini bagi saya sudah menjadi tempat curhat, meskipun satu arah. Tapi saya merasa saya sudah mengeluarkan uneg-uneg yang ada dipikiran saya melalui tulisan dan sudah membuat saya lega. Saya juga masih punya private journal, semacam diari jaman dulu dengan gembok emasnya, dengan memanfaatkan salah satu app di iPhone. Disitu saya menulis hal yang lebih pribadi lagi yang tidak mungkin saya tulis disini. Meskipun disini juga belum tentu ada yang membaca :D.

Jadi jika memang saya berhenti menulis, mungkin saya bakal kehilangan salah satu tempat curhat saya dan tempat menyalurkan uneg-uneg saya. Semoga Tuhan memberkati penemu tinta, bolpoin, kertas, mesin ketik, komputer, blogging platform. Karena kalian kita bisa menulis dan menyalurkan imaginasi kita. 🙂

Leave a comment